Kamis, 21 Mei 2009

TIDAK SEMUA SPIRITUALIS MENOLAK AGAMA



BANYAK SPIRITUALIS YANG SELALU MENGOMENTARI AGAMA, DAN SELALU MEMPERLIHATKAN SISI JELEK DARI AGAMA TERUTAMA AGAMA ISLAM YANG LEBIH SERING DISOROT OLEH KAUM SPIRITUAL, KARENA KEINDENTIKANNYA DENGAN KEKERASAN TAPI KITA COBA UNTUK BERFIKIR SECARA LUAS DAN PENUH KESABARAN, BAHWA SEBENERNYA BUKAN AGAMA ATAU INDIVIDUAKNYA YANG SALAH MELAINKAN SEGELINTIR ORANG DARI KAUM ITU YANG TERLALU FANATIK DENGAN KEPERCAYAANNYA DAN BERUSAHA MENJUNJUNG TINGGI SESUATU YANG DIYAKININYA KARENA PERBUATAN SEGELINTIR ORANG, MASAK HARUS SEMUA DISALAHKAN, KAN TIDAK BIJAK KALAU BERFIKIR SEPERTI ITU. AGAMA ITU PERLU, KARENA AGAMA ADALAH TUNTUNAN BAGI ORANG AWAM UNTUK MENGENAL TUHANNYA, GAK MUNGKIN SESORANG LANGSUNG BERFIKIR SECARA SPIRITUAL ATAU INTUITIF JIKA TANPA LANDASAN ATAU PONDASI TERLEBIH DAHULU. MAKA SAYA MENYIMPULKAN UNTUK KAUM SPIRITUAL, JIKA ANDA SEORANG SPIRITUAL SEJATI, ANDA PASTI BERLAPANG DADA SIAP MENERIMA PERBEDAAN. SERTA DENGAN KEGIGAHAN DAN PENUH KESABARAN ANDA MENUNTUN YANG LAIN MENUJU KEBENARAN YANG PALING BENAR. JIKA ANDA MASIH MERASA AGAMA ITU SALAH BERARTI ANDA SAMA SAJA DENGAN KAUM FANATIK YANG LAIN YANG MEMPERTAHANKAN EGO DEMI ANDA DAN GOLONGAN ANDA. TUHAN GAK PERLU DIPERJUANGKAN KARENA TUHAN SUDAH JAYA. TUHAN GAK PERLU DIBELA KARENA TUHAN SUDAH PERKASA DAN KUASA. KITA HANYA PERLU BERSYUKUR KARENA SELAMA INI TELAH DIBERI NIKMAT YANG TIADA HENTI, DAN TUHAN TAK PERNAH BOSAN MEMBIMBING KITA MENUJU KEABADIAN SEJATI.


SALAM ALAM SEMESTA,



dimasyayan@yahoo.com

Jumat, 08 Mei 2009

SANGKAN PARANING DUMADI



Manusia tercipta dari dua unsur yaitu roh dan zat, Roh berasal dari roh ilahi dan zat terbentuk dari gumpalan darah yang kemudian menjadi daging dan melalui proses menjadi seorang bayi mungil didalam rahim sang ibu, yang kelak tumbuh dewasa di alam mayapada. Setelah kita terlahir kita juga mengalami proses kita kecil, remaja. dewasa, tuwa, dan mati. Dalam kehidupan mayapada kita mencoba mengisi hari-hari dengan aktifitas lahiriah dan rohani, aktifitas lahiriah bertujuan untuk menjaga kita agar kita tetap hidup sehat dan saling membantu sesama, bereguna bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat, sedang aktifitas rohani bertujuan agar kita dekat dengan roh allah asal kita sebelum berbentuk, sehingga kita mengerti, faham dan menjalani tanpa beban kehidupan maya ini karena kita tahu asal kita, mau apa kita didunia, dan mau kemana kita kelak. Hidup itu harus punya arti, seperti filosofi jawa berikut, Urip Iku Urup yang artinya Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat. Jadi anda bisa mengambil kesimpulan bahwa arti dari sangkan paraning dumadi adalah kita berasal dari tuhan, terlahir untuk berdharma, kemudian kita kembali menyatu dengan roh tuhan pencipta semesta alam. Mungkin anda punya pendapat lain silahkan, saya terbuka bagi anda untuk share bersama.





Salam alam semesta,



dimasyayan@yahoo.com

Sabtu, 02 Mei 2009

FILOSOFI JAWA



ORANG JAWA PADA ZAMAN DAHULU SELALU MENGGUNAKAN FILOSOFI/ UNEN-ENEN UNTUK MENATA HIDUP, DAN MENERAPKANNYA DALAM KESEHARIAN, MAKA DARI ITULAH ORANG JAWA DAHULU TERLIHAT LEBIH SANTUN DARI PADA JAWA SEKARANG YANG TELAH MEJADI JAWA MODERNISASI, YANG LEBIH MENGUTAMAKAN EGO DAN KESENANGAN SENDIRI KARENA HANYA MEMPELAJARI PENDIDIKAN DALAM BANGKU SEKOLAH SAJA, MUNGKIN PERLU ADANYA PEMBELAJARAN PADA PEMUDA-PEMUDI DI JAWA SEKARANG, TENTANG MAKNA DAN ARTI HIDUP YANG SEJATI DENGAN BANTUAN FILOSOFI JAWA TERSEBUT. KATA ORANG TUA DULU YANG SERING TERLONTAR BUAT ANAK-ANAK MUDA SEKARANG WONG JOWO NANGING RA JAWANI YANG ARTINYA ORANG JAWA TAPI TIDAK MENGERTI DAN MEMAHAMI MAKNA DAN TATANAN JAWA DWIPA. DAN INI SEDIKIT FILOSOFI JAWA, MUNGKIN BISA MENGINGATKAN DAN MEMBUKA HATI PARA MUDA-MUDI JAWA TENTANG KEINDAHAN JAWA DENGAN FILOSOFINYA.

1. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha (Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan)

2. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan (Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu).

3. Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli (Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih; Cepat tanpa harus mendahului; Tinggi tanpa harus melebihi)

4. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
(Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja).

5. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).

6. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas (Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jjangan suka berbuat curang agar tidak celaka; dan Barang siapa yang ragu-ragu akan binasa atau merugi).

7. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo (Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat).

8. Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).

9. Sing Sabar lan Ngalah Dadi kekasih Allah (Yang sabar dan mengalah akan jadi kekasih Allah).

10. Sing Prihatin Bakal Memimpin (Siapa berani hidup prihatin akan menjadi satria, pejuang dan pemimpin).

11. Sing Resik Uripe Bakal Mulya (Siapa yang bersih hidupnya akan hidup mulya).

12. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (Keberanian, kekuatan dan kekuasaan dapat ditundukkan oleh salam sejahtera).

13. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti (segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar)

14. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).

15. Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat).

16. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara (Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).

17. Aja Adigang, Adigung, Adiguna (Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti).

18. Memayu hayuning bawana (melindungi bagi kehidupan dunia)

19. Sukeng tyas yen den hita (suka/bersedia menerima nasihat, kritik, tegoran)

20. Jer basuki mawa beya (keberhasilan seseorang diperoleh dengan pengorbanan)

21. Ajining dhiri dumunung ing kedhaling lathi (nilai diri seseorang terletak pada gerak lidahnya)

22. Ajining sarira dumunung ing busana (nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya)

23. Amemangun karyenak tyasing sesama (membuat enaknya perasaan orang lain)

24. Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pasthi (Gejolak jiwa tidak bisa meruba kepatian)

25. Budi dayane manungsa ora bisa ngungkuli garise Kang Kuwasa (Budi daya manusia tidak bisa mengatasi takdir Yang Maha Kuasa)

26.Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti( kemarahan dan kebencian akan terhapus / hilang oleh sikap lemah lembut)

27. Tan ngendhak gunaning janma (tidak merendahkan kepandaian manusia)

28. Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe (sopo sing wus biso nemoake sedulur batine kakang kawah adi ari2 papat kiblat lima pancer, sejatine wus nemu guru sejatine )

29. Sekti tanpo aji digdoyo tanpo guru,(sudah sakti tanpa ‘pegangan’ / maksudnya tanpa jimat, aji-aji, ilmu kebatinan – dan sudah hebat tanpa berguru. )


SEMOGA BERMANFAAT BAGI SEMUA, SALAM ALAM SEMESTA UNTUK ADA SEMUA.


OLEH : dimasyayan@yahoo.com